Sunday, September 11, 2016

Commemorating Halloween in Indonesia is Improper.




            Recently, in every 31th October, many people in the big cities in Indonesia such as Jakarta, Bandung, and Surabaya celebrate Halloween. Some malls, hotels, and schools commemorate it with making costume party, watching horror movies, playing scary games and so on. As stated in Wikipedia, Halloween is acculturation between the harvest festival in west Europe and the dead festival from pagan tradition, especially sambain celfic people from Ireland. In Ireland, people leave before the night to gather food for sambain’s party and sometimes they wear costume when do it. Then, Christian adopts some pagan’s heritage with keep convincing that in the night, dead people are walking among them and witches fly around them. Unlike in America, in Indonesia people commemorates in different way. They just wear costume and having fun with it. Indonesia should not commemorate Halloween because it is not suitable with Indonesian culture it just waste time and money, Halloween is the pagan’s celebration.
            Halloween’s celebration is not suitable with Indonesian culture because it comes from west culture and Indonesia applies it just for show off and having fun. In addition to, there are many Indonesian cultures that need to be paid attention and some of cultures may be endangered if there is no one cares about it for example megengan, grebek maulud, selapan and so on. Besides Halloween, Indonesian cultures and traditions are more important to be concerned.
            Another reason why Indonesia should not celebrate Halloween is Halloween’s celebration just waste time and money. First, setting the monster costume and spooky make up needs much cost and spends much time. For instance the costume, there are only very few stores selling costume apparels even there is no store selling certain costumes like Nyi Blorong costume, Wewe gombel, Jenglot, etc. Also make up, usually it takes long time to make scary finery and needs much money to make it like making peeled skin, clawed wound, and burned face effects. However, the purpose of doing those things is just having fun with others and that means meaningless.     
            Moreover, Halloween is the Pagan’s celebration. Pagans are group of people who like praise thing like statue and they do not believe in God. According to history, Pagans are heathens and their existence are despised and hated by the big religions like Islam, Christian, and Jews. Therefore, celebrating Halloween means continue Pagan’s tradition which is forbidden by religion.
            However, there are many people who still celebrate Halloween in Indonesia even though they already have known that Halloween is not from Indonesia. They also have known that Halloween just waste time and money. But, they do not know what origin of Halloween is. They celebrate Halloween just for having fun with others. Indonesia should not celebrates Halloween in view of the purpose and origin.


Wednesday, September 7, 2016

Keterasingan di lingkungan pekerja industri



            Enam hari dalam seminggu dan delapan jam sehari adalah jam kerja pekerja industri/buruh. Selama itu para buruh bekerja tanpa henti, dengan peraturan yang ketat, upah yang rendah, ketiadaan jaminan kesehatan, tak boleh mengobrol dengan buruh lain meskipun diberikan waktu istirahat tetapi mereka gunakan untuk makan dan jika ada waktu lebih mereka gunakan untuk beristirahat menyimpan sisa tenaga mereka daripada untuk mengobrol, dan waktu pulang kerja pun mereka tak bisa bersosialisasi dengan yang lain karena terlalu capek bekerja seharian waktu yang tersisapun digunakan untuk beristirahat menyimpan tenaga untuk bekerja keesokan harinya agar badan tidak terlalu capek dan tidak bangun kesiangan karena jika terlambat gaji akan dipotong dengan nominal yang sangat besar. Itulah potret pekerjaan kaum buruh tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Sejak masa Revolusi Industri sampai sekarang keadaan para buruh diibaratkan seperti di atas bahkan ada yang lebih parah dengan memperkerjakan anak-anak. Para penyair di Eropa juga mengkritisi hal ini lewat karya Elizabeth Bareth dalam sajaknya “The Cry Of The Children”(1841) yang berisi protes terhadap diperkerjakannya anak-anak sebagai buruh.
            Sementara itu, Karl Max dalam bukunya Das kapital menyebutkan bahwa keadaan ini disebut alienasi. Alienasi adalah suatu keadaan dimana manusia dikuasai oleh kekuatan-kekuatan yang tercipta oleh kreasinya sendiri, yang merupakan kekuatan yang melawan manusia itu sendiri. Alienasi dalam bidang kerja mempunyai empat aspek yaitu:
1.      Manusia mengalami alienasi dari objek yang diproduksinya.
2.      Manusia mengalami alienasi dari proses produksi.
3.      Manusia teralienasi dari potensi dirinya sendiri.
4.      Manusia teralienasi dari lingkungan sekitar dan masyarakat.
Dalam aktivitas industri, seorang buruh terasing dari barang produksinya sendiri mungkin saja ia telah menghasilkan ribuan barang produksi tersebut selama bertahun-tahun akan tetapi tidak mengenal barang tersebut bahkan tidak memiliki hak atas barang tersebut. Demikian halnya dengan proses produksi, ia terfokus akan beban kerja yang tinggi dan efisiensi yang diberikan oleh perusahaan demi mendatangkan keuntungan yang banyak untuk perusahaan sehingga tak jarang seorang buruh hanya peduli pada proses produksinya sendiri, taka da waktu untuk berkomunikasi dengan yang lain karena akan menghambat produktifitasnya. Disamping itu, para buruh juga terasing dari potensi diri sendiri. Dia tidak bisa mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya meskipun dia memiliki berbagai potensi dalam dirinya. Terakhir, seorang buruh teralienasi dari lingkungan sekitar dan masyarakat. Pekerjaan di pabrik sangat menguras waktu dan tenaga terutama jika mendapat lembur, oleh karena itu ketika waktu pulang kerja akan mereka gunakan untuk beristirahat sehingga tidak ada waktu untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan bahkan tak peduli dengan lingkungan sekitar. Kerja, bagi si pekerja itu sendiri adalah sesuatu yang bersifat eksternal. Dia tidak menemukan kepribadiannya dalam bekerja justru mengingkarinya oleh sebab itu seorang buruh selalu tidak betah di tempat kerja, selalu melihat waktu kapan ini berakhir, selalu senang saat waktu tenggang. Di tempat kerjanya, seorang buruh tidak merdeka melainkan alat milik orang lain karena perusahaan sudah memberikan upah.
            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan buruh dengan aktivitasnya sendiri adalah sesuatu yang berlawanan. Sebagai sesuatu yang berlawanan dan bukan atas keinginannya sendiri ia merasakannya sebagai suatu penderitaan. Sesungguhnya apabila hubungan seseorang dengan kerjanya, hasil kerjanya dan dirinya sendiri baik maka hubungannya dengan orang lain dan dirinya sendiri akan baik pula. 

Sumber: Hotman M. Siahaan. 1986. Pengantar ke arah sejarah dan teori sosiologi. Jakarta. Erlangga. 

Saturday, September 3, 2016

Persiapan menghadapi raksasa ecommerce Amazon di Indonesia


Raksasa ecommerce dunia Amazon dikabarkan akan melebarkan sayapnya di Indonesia. Kabar seperti itu dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Daniel Tumiwa.
“Amazon sudah mengumumkan akan membuka e-commerce di Indonesia. Dia akan menghabiskan investasi sebesar 600 juta dollar AS (sekitar 8 triliun) untuk tahun pertamanya di sini (Indonesia)”, kata Daniel seperti dikutip KompasTekno dari Kontan.
 Hanya saja, Daniel mengatakan, belum diketahui kapan persisnya Amazon akan mulai beroperasi di Tanah Air. Sementara itu, pihak Amazon masih diam tentang rencananya berekspansi bisnis di Indonesia. Amazon selama ini memiliki pola yang sama saat hadir di suatu negara. Satu tahun pertamanya dipakai untuk menguji pasar di negara itu. Setelah satu tahun, barulah Amazon memutuskan apakah mereka tetap di sana atau hengkang.
Di beberapa Negara, Amazon dengan mudah berada di posisi puncak dalam waktu setahun.”Contohnya saja di India, situs Flipkart yang semula jadi leader, marketnya langsung hilang 50 persen dalam waktu setahun”jelas Daniel.
Walau sukses merajai e-commerce India, tapi Amazon tidak berhasil masuk ke pasar China yang sudah dikuasai Alibaba. “Setelah di China,mereka keluar,” ujarnya.
            Selama ini jika seseorang di Indonesia memesan produk dari Amazon, dia akan dikenakan ongkos transportasi dan pajak yang sangat besar dikarenakan produk tersebut dikirim langsung dari Amerika dan harus menunggu beberapa hari agar produk sampai, akan tetapi bila Amazon beroperasi di Indonesia otomatis hal itu akan hilang sehingga pembeli tidak perlu khawatir tentang ongkos pengiriman. Disamping itu dari segi ulasan produk, amazon sangat detail menjelaskan produknya secara rinci melalui program afiliasi mereka. Ada banyak bloger di luar sana yang mendedikasikan situsnya hanya untuk menjualkan produk dari Amazon dengan penjelasan yang detail dan rinci dan mendapatkan ribuan dolar dari Amazon atas hasil kerja keras mereka contoh canvasli.com, kitchenfaucetdivas.com dan hal seperti ini belum ada untuk e-commerce Indonesia (mungkin karena e-commerce local tidak berani membayar mahal seperti Amazon). Amazon sampai saat ini selalu mendapat posisi puncak di mata bloger dan bukan tidak mungkin jika Amazon beroperasi di Indonesia, akan banyak afiliator dari tanah air yang mengulas produk Amazon berbahasa Indonesia.    
Persaingan untuk memperebutkan pasar Indonesia juga semakin seru dengan masuknya raksasa e-commerce asal China Alibaba dengan mengakuisisi saham Lazada.
Lalu jika Amazon dan Lazada sudah memulai beroperasi di Indonesia apakah ada kesempatan bagi e-commerce local untuk bisa bersaing dan tetap mendapatkan market? Tentu saja ada beberapa cara yang bisa dicoba oleh e-commerce lokal seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
1. Melakukan Akuisisi
Amazon dan Lazada diibaratkan seperti dua serigala yang berusaha masuk ke hutan Indonesia untuk mencari mangsa. Untuk bisa bersaing dengan dua perusahaan tersebut e-commerce lokal harus melakukan akuisisi untuk mendapatkan dana yang lebih besar dalam mengembangkan usaha mereka agar bisa bersaing.
2. Belajar dari China
Belajar dari pengalaman China yang waktu itu sukses menyingkirkan e-commerce raksasa AS Ebay melalui Alibaba, padahal waktu itu Alibaba hanyalah perusahaan kecil yang tidak ada bandingannya dengan Ebay. Founder Alibaba, Jack Ma sangat tekun untuk dapat mendapatkan hati rakyat China dengan menerapkan layanan gratis untuk membernya, menargetkan potensial di industri khusus dan lokasi geografis, dan mengadakan event offline untuk pengguna yang telah terdaftar. Jack sudah tahu keinginan masyarakat dan kultur budaya di negerinya maka dari itu dia bisa sukses. Seperti halnya di Indonesia, e-commerce lokal juga harus mengetahui keinginan dan kultur budaya Indonesia. Mereka mungkin punya teknologi yang lebih canggih dan modal yang lebih besar akan tetapi mereka tidak tahu keadaan Indonesia sebaik e-commerce lokal. Salah satu e-commerce yang mulai menerapkan strategi ini adalah Blibi.com dengan peluncuran galeri Indonesianya yang menargetkan potensi industri khusus.
3. Memaksimalkan Pelayanan
E-commerce lokal harus meningkatkan pelayanan mereka dengan menghadirkan fitur baru seperti pesan teks langsung antara penjual maupun pembeli, meningkatkan keamanan dan kenyamanan pembayaran dan kesesuaian tampilan gambar dengan barang dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.
            Tiga saran diatas diharapkan mampu untuk menghadapi dan bersaing dengan dua perusahaan raksasa seperti Amazon dan Lazada. Penulis hanya dapat memberikan sedikit saran karena keterbatasan pemahaman tentang marketing, ekonomi, dan riset pasar
Sumber: Kompasteknno.com
http://netpreneur.co.id/bagaimana-perusahaan-alibaba-com-mengalahkan-raksasa-ebay-di-cina/#.VFnSycV_vhA





Monday, August 29, 2016

Tax Amnesty seharusnya ditinjau kembali

            Sekitar pertengahan juli lalu pemerintah mencanangkan program tax amnesty atau pengampunan pajak. Amnesti pajak adalah program pengampunan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, penghapusan sanksi administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT, dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar uang tebusan (pajak.go.id). Program ini sebenarnya bertujuan untuk memulangkan harta para wajib pajak WNI yang diparkirkan di luar negeri agar kembali ke tanah air untuk dapat menggerakkan perekonomian di dalam negeri. Akan tetapi aturan yang seharusnya untuk pengusaha dan konglomerat ini meluas hingga rakyat juga diwajibkan untuk mengikuti program ini. Kalau tidak mau kena UU pajak.
Kebijakan ini dinilai tidak adil bagi masyarakat dan mendapat sorotan dari Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Syaiful Bahri mengatakan, kebijakan pengampunan pajak yang diterapkan tersebut melenceng dan akan membebani rakyat. Menurutnya rakyat tidak memiliki kesalahan seperti yang dilakukan oleh para konglomerat yang menaruh dananya di luar negeri. Dengan demikian, aturan ini menyamakan rakyat biasa dengan konglomerat yang bersalah.
Masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah juga akan terbebani jika mengikuti pengampunan pajak dikarenakan harus membayar tebusan. Sementara itu, masyarakat juga akan terbebani lagi dengan aset seperti tanah, bangunan, kendaraan dan yang lainnya yang wajib ditebus dengan jumlah besar sementara mereka sudah taat membayar pajak tersebut setiap tahun. Menindak lanjuti hal ini masyarakat diminta untuk melakukan pembetulan SPT yang semakin membuat masyarakat bingung mengingat pemerintah juga kurang transparan akan pajak.
Terkait dengan pengampunan pajak, ekonom senior, Anwar Nasution berpendapat bahwa pengampunan pajak tidak dapat mendorong pengembalian kembali kekayaan maupun dana milik orang Indonesia yang diparkir di luar negeri. Menurutnya warga Indonesia lebih suka memarkirkan uangnya di Singapura atau Panama adalah karena Indonesia tidak memiliki kejelasan hukum dan politik, sehingga mereka tidak aman dan nyaman untuk menyimpan uang di negaranya sendiri (bisnis.liputan6.com,2016)
Lebih lanjut, pengampunan pajak juga akan menghasilkan masalah tersendiri di negeri ini. Pengampunan pajak justru akan disalahgunakan dan membuka peluang bagi koruptor untuk      menggelapkan hartanya ke luar negeri dan tidak dapat diusut asal-usul dana tersebut karena sudah mengikuti TA. Ini seperti melegalkan tindakan pencucian uang dan mereka bisa hidup tenang karena hal ini. Sebenarnya, praktik pengampunan pajak ini rawan pelanggaran, karena bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 23A dan 23 dimana dinyatakan bahwa pemungutan pajak dalam APBN bersifat memaksa bukan mengampuni. Pemerintah sendiri mencederai UUD 1945 yang selama ini mereka anggap sebagai sumber hukum. Pemerintah seharusnya mempertegas hukuman bagi para pengemplang pajak, mengembalikan kekayaan Negara dan bukan dengan memberi mereka pengampunan.
Pemerintah seharusnya meluruskan dan meninjau kembali apakah program ini tepat ataukah malah membuat rakyat susah. Pemerintah harus memutuskan antara melindungi para pemilik modal dan asing yang terus mengeruk keuntungan negeri ataukah rakyat yang selalu memperjuangkan dan membela negeri. Jangan sampai salah langkah dalam mengambil keputusan apalagi Indonesia baru saja merayakan kemerdekaan yang ke 71 yang diperoleh dari perjuangan rakyat dan bukan dari pemilik modal apalagi pihak asing.
Sumber: pajak.go.id
            Pengampunanpajak.com
            Bisnis.liputan6.com

            Suara-islam.com    

Saturday, August 27, 2016

Layakkah jika rokok sebungkus Rp 50.000


Image result for wacana kenaikan harga rokok

            Wacana tentang usulan kenaikan harga rokok per bungkus menjadi Rp 50.000 akhir-akhir ini membuat pecinta rokok di Indonesia gempar dikarenakan kenaikannya yang tidak wajar. Bermacam respon pun diungkapkan mulai dari mengkritik usulan ini dan ada pula yang mendukung sebagai upaya untuk mengurangi jumlah perokok aktif di Indonesia karena upaya-upaya yang dilakukan sebelumnya terbukti kurang berhasil mengurangi jumlah perokok di Indonesia yang semakin hari semakin bertambah mulai dari anak remaja hingga orang tua dan dari beragam kalangan sebab harga rokok yang murah dan mudah didapatkan.
Pendapat yang pro mengenai rencana ini datang dari ketua DPR Ade Komarudin sebagaimana dilansir kompas.com, menurut Ade rokok merupakan musuh bangsa yang sudah disadari semua orang dan ia yakin apabila harga rokok naik akan dapat mengurangi kebiasaan masyarakat agar tidak merokok. Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Susi mengatakan, naiknya harga rokok akan berdampak positif bagi kesehatan. “(harga) rokok naik bagus, biar orang merokoknya jadi kurang. Supaya lebih sehat,” ujar Susi.
Jika harga rokok di tanah air meningkat, Susi mengatakan bahwa momentum itu juga akan dimanfaatkan dirinya untuk mengurangi konsumsi rokok demi penghematan dan kesehatan. Padahal Susi dikenal sebagai perokok berat
Pendapat sebaliknya dikemukakan oleh Gerakan Masyarakat Tembakau Indonesia (Gemati) menilai gagasan menaikkan harga rokok hingga Rp 50 ribu per bungkus hanya akan menguntungkan produsen rokok. Rencana ini dianggap tak menyentuh kepentingan petani tembakau sebagai penyuplai bahan baku.
 “Pabrik yang diuntungkan, belum jaminan petani sejahtera karena belum tentu harga tembakau ikut naik,” ujar Sekretaris Gerakan Masyarakat Tembakau Indonesia Syukur Fahrudin.
 Selain itu pendapat sejenis datang dari Kepala Urusan Aturan, Perdagangan Internasional dan Komunikasi Sampoerna, Elvira Lianita, menurutnya aspek yang perlu diperhatikan sebelum menaikkan cukai rokok adalah semua mata rantai industri tembakau yang meliputi petani, pekerja, pabrik, pedagang, hingga konsumen. Ia meyakini kebijakan cukai yang terlalu tinggi akan mendorong naiknya harga rokok menjadi mahal sehingga tidak sesuai dengan daya beli masyarakat
Sebenarnya wacana tentang kenaikan harga rokok menjadi Rp 50.000 berawal dari penelitian Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Studi yang diterbitkan di Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia itu mengkaji dukungan publik terhadap kenaikan harga rokok dan cukai untuk mendanai jaminan kesehatan nasional (JKN) – yang biasa dikenal sebagai BPJS.
Berdasarkan survei terhadap 1.000 orang dari 22 provinsi dengan tingkat penghasilan di bawah Rp1 juta sampai di atas Rp20 juta, sebanyak 82% responden setuju jika harga rokok dinaikkan untuk mendanai JKN. Peserta kemudian ditanyakan berapa harga rokok maksimal yang sanggup dibeli dan sebanyak 72% menyatakan akan berhenti merokok jika harga satu bungkus rokok di atas Rp50.000.
“Dengan menaikkan harga dua kali lipat, jumlah rokok yang dikonsumsi akan turun tetapi jumlah uang yang beredar untuk rokok tetap naik. Maka pemerintah menerima tambahan uang cukai sebesar Rp70 triliun, itu cukup untuk menutup defisit JKN,” tutur penulis utama laporan itu, Hasbullah Thabrany.
Hasbullah juga mengatakan bahwa hasil tersebut konsisten dengan studi di negara-negara lain.
“Penelitian sebelumnya di Malaysia, Singapura, Inggris, Australia menunjukkan kalau orang dihadapkan dengan kenaikan harga rokok dua kali lipat maka konsumsinya turun 30%. Dalam ilmu ekonomi ini disebut sebagai elastisitas demand,” jelas Hasbullah.
Meskipun demikian pemerintah sendiri tidak serta merta menerima usulan ini tanpa memikirkan dampak lebih lanjut. Pemerintah mengatakan bahwa cukai rokok selalu ditinjau ulang setiap tahun. Sejumlah indikator menjadi pertimbangan, yakni kondisi ekonomi, permintaan rokok, dan perkembangan industri rokok. Pemerintah melalui Kemendag masih akan melihat lebih jauh rencana kenaikan tarif cukai rokok. Setelah diketahui besarannya, barulah dampaknya bisa diperkirakan. Kementrian Perdagangan (Kemendag) belum bisa memastikan seberapa besar dampak kenaikan cukai rokok terhadap kenaikan harga rokok.
"Kalau naiknya hanya Rp 1.000 tidak ada dampaknya. Kalau Rp 50.000 kita belum tahu, kan belum diputuskan," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan.
Pemerintah sudah menargetkan pendapatan cukai dalam RAPBN 2017 sebesar Rp 157,16 triliun atau naik 6,12 persen dari target APBN Perubahan 2016 sebesar Rp 148,09 triliun.
 Khusus untuk cukai hasil tembakau, ditargetkan sebesar Rp 149,88 triliun atau naik 5,78 persen dari target APBNP 2016 sebesar Rp 141,7 triliun.
Wacana tentang kenaikan harga rokok menjadi Rp 50.000 merupakan suatu polemik di Indonesia. Pemerintah dituntut untuk lebih cermat dan bijak dalam memikirkan hal ini meskipun memiliki dampak positif yaitu menambah pendapatan Negara dan mengurangi jumlah perokok aktif di Indonesia pemerintah juga tidak bisa seta merta menyetujui. Tetapi masih harus memahami dan memikirkan aspek –aspek lainnya.
Sumber: kompas.com

             Bbc.com 

Penelitian "Cara-cara Pedagang pasar dalam Menarik Minat Konsumen di Pasar Krempyeng Siwalankerto"

Tugas Akhir Mata Kuliah Metodologi Penelitian
“Cara-cara Pedagang Pasar Dalam Menarik Minat Konsumen Di Pasar Krempyeng Siwalankerto”
Fakultas Sastra

Disusun oleh:
Muhammad Haricahyo                                                                                        611302971

Daftar Isi

I. Latar Belakang………………………………………………………………1

            1. Rumusan Masalah…………………………………….................……….3
            2. Batasan Masalah…………….………………………………..….……….3
            3. Tujuan Penelitian………………………………………………….….…..3
            4. Manfaat Penelitian…………………………………..….…………….…..3
            5. Hipotesis……………………………………………………….…………4
            6. Sistematika Penulisan………………………………………….………....4

II. Tinjauan Pustaka……………………………………………….………..…5

     Landasan Teori
     Teori Tentang pemasaran…………………………………………………..…….5
                        A. Fungsi Pemasaran………………………………………....……..6
                                    A.1. Fungsi Pertukaran………………………….……….….6
                                                A.1.a. Fungsi Penjualan……………….…………….6
                                                A.1.b. Fungsi Pembelian……….……...………...7
                                    A.2. Fungsi Fisis………………………….…………………8
                                    A.3. Fungsi Penyedia Sarana………….………...…..…..8
                        B. Tujuan Pemasaran……………………….……………………….9
                        C. Konsep Pemasaran…………………...….……………………….9
                  D. Hal-Hal yang perlu dipertimbangkan
 sebelum menerapkan Strategi Pemasaran……………………….….……..10
                 E. Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pemasaran....….……10
               F. Mengembangkan Strategi Pemasaran dan
 Bauran Pemasaran Terintegrasi…………………………….….….……..10

III. Metode Penelitian……………………………..……………….…...…….12

           1. Jenis Penelitian…………………………..………………..….….……..12
           2. Lokasi Penelitian………………………….……………..…..…………13
           3. Waktu Penelitian………………………………..….……….………..13
           4. Populasi dan Sampel…………………………………..……………..13
           5. Sampel…………………………………...………….…………………..13
           6. Variabel……………………………………………….…………………13
          7. Pengumpulan Data…………………………..…….…………………..14
           8. Instrumen Penelitian………….…………….….……………….……..14

IV. Pembahasan…………………………………………......………….………..14

V. Kesimpulan……….…………………..……………………..……….………..19  
           Daftar Pustaka……………………..……..……….…………….………20


 
             
Cara-cara Pedagang Pasar dalam Menarik Minat Konsumen di Pasar Krempyeng Siwalankerto
I. Latar Belakang

            Istilah Pasar berasal dari bahasa Jawa, yaitu dari kata “pasaran” yang artinya lima hari. Jadi istilah pasar adalah tempat terjadinya jual beli barang yang diadakan lima hari sekali pada tempat tertentu (rasasejati.org). Sekarang istilah pasar sering dikenal dalam kalangan awam merupakan tempat jual beli barang kebutuhan sehari-hari. Dalam artian sempit, pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk menukar jenis barang, dan jasa dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah.
            Menurut Wikipedia.org ada beberapa tipe pasar di Indonesia yaitu pasar persaingan sempurna, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli, dan pasar monopoli. Pasar Persaingan Sempurna adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli yang menjual barang yang sama sehingga tidak ada pihak yang dapat mempengaruhi harga pasar. Contohnya adalah pasar berbagai kebutuhan pokok, pasar hasil alam dan sebagainya. Selain itu ada Pasar Persaingan Monoplistik, yaitu pasar yang terletak di antara dua bentuk yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli, tetapi lebih dekat ke pasar persaingan sempurna. Di pasar ini pembeli dan penjual saling menukarkan produk yang relatif berbeda (heterogen), sehingga peserta mempunyai sedikit kemampuan untuk menetapkan harga produknya dan tidak ada satupun yang memiliki lebih dari 10 persen pangsa pasar. Contoh pasar ini adalah pedagang eceran, pasar film, kaset, dll. Selanjutnya adalah Pasar Oligopoli, adalah pasar yang antara perusahaannya memiliki ketergantungan. Sehingga masing-masing perusahaan tidak dapat mengubah harga seenaknya. Dapat juga diartikan yaitu keadaan dimana pasar hanya terdapat beberapa penjual yang saling bersaing dengan jumlah pembeli yang banyak dan memiliki kurang dari 40 persen pangsa pasar. Contoh dari pasar ini adalah pasar mobil, dan pembuatan pesawat terbang. Berikutnya adalah Pasar Monopoli, adalah dimana hanya ada satu penjual yang menguasai perdagangan barang dan jasa, sehingga pembeli tidak dapat mendapatkan substitusinya. Dalam pasar ini tidak ada pesaing yang dapat masuk. Yang menyebabkannya adalah sumber daya kunci dikuasai oleh satu perusahaan tunggal, pemerintah memberikan hak eksklusif kepada sebuah perusahaan tunggal untuk menjual dan memproduksi barang tertentu, dan biaya-biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu daripada banyak perusahaan dan juga memiliki 100 persen dari pangsa pasar. Contohnya PAM, PLN, dan Telkom.
            Pasar memiliki bebagai fungsi yang sangat membantu dalam banyak hal, beberapa fungsinya adalah. Fungsi Distribusi Produk, yaitu menyalurkan barang/jasa yang diproduksi oleh produsen kepada konsumen. Contohnya adalah seorang penjual di pasar membeli kacang dari orang lain yang menanam kacang tersebut, lalu menjualnya kepada konsumen. Kemudian adalah Fungsi Penetapan Harga/Nilai, adalah karena adanya interaksi antara pembeli dan  penjual, maka aka nada permintaan dan penawaran antara kedua pihak. Lalu Fungsi Promosi, pasar merupakan area promosi sempurna bagi produsen untuk memperkenalkan produk baru mereka. Dan Fungsi Penyerapan Tenaga Kerja, yaitu selain terdapat pembeli dan penjual, di pasar banyak terdapat pihak lain seperti tukang sapu, tukang ojek, tukang parker dan lain sebagainya yang bekerja di pasar.
             Di suatu tempat di pinggir jalan Siwalankerto Selatan berdirilah Pasar Siwalankerto. Pasar ini buka mulai pukul 07.30 pagi sampai dengan pukul 10.00 siang. Disana terdapat para pembeli dan penjual yang saling berinteraksi. Ada banyak pedagang yang berjualan di Pasar Siwalankerto, ada kurang lebih 50  pedagang mulai dari pedagang kebutuhan pokok sampai non pokok. Ada pedagang yang aktif menawarkan dagangannya kepada para pembeli yang sedang berbelanja, adapula yang cuma tersenyum kepada pelanggan dan hanya baru bicara ketika ada pelanggan yang menanyakan dagangannya tersebut. Selain itu, ada juga yang sedang bernegosiasi harga kepada para pembeli. Negosiasi yang cukup alot menurut saya karena pedagang itu tidak menjual kebutuhan primer melainkan menjual kebutuhan sekunder seperti pakaian.  Sejak Indonesia dilanda krisis ekonomi di tahun 2015, keadaan ekonomi di Pasar Siwalankerto mulai sepi terutama untuk pedagang non kebutuhan pokok seperti baju, gerabah, dll. Meskipun begitu para pedagang tidak kehilangan akal untuk tetap mendapatkan pelanggan. Mereka melakukan berbagai cara untuk menarik minat konsumen, mulai dari memberikan 3S (senyum, salam, sapa) kepada konsumen hingga ada yang melakukan ritual gaib seperti pergi ke dukun untuk penglaris usaha dan lain sebagainya.
            Kegiatan para pedagang Pasar Siwalankerto yang unik dan beragam patut untuk diteliti lebih lanjut mengingat persaingan dagang dengan pasar modern seperti Alfamart dan Indomart yang kian ketat dan gencar melakukan ekspansi mereka hingga ke wilayah perkampungan. Apa saja yang dilakukan para pedagang Pasar Siwalankerto untuk terus bertahan menghadapi krisis ekonomi di tahun 2015. 
Rumusan Masalah
1.      Apa yang dilakukan pedagang di Pasar Siwalankerto untuk menarik minat konsumen?
2.      Cara-cara pedagang menarik minat konsumen berdasarkan asal-usul?
Batasan Masalah
Area penelitian: Pasar Tradisional Siwalankerto jalan Siwalankerto Selatan.
Sumber informasi: para pedagang pasar Siwalankerto.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui cara-cara pedagang dalam menarik minat konsumen Pasar Siwalankerto
Manfaat Penelitian
1.      Manfaat teoritis
Sebagai bahan acuan dan referensi untuk penelitian sejenis di masa mendatang.

2.      Manfaat praktis
            Memberikan pengetahuan umum kepada masyarakat tentang kebiasaan para pedagang pasar.
3.      Manfaat bagi peneliti
      Sebagai tugas akhir dari mata kuliah Metodologi Penelitian.
Hipotesis
            Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pernyataan yang belum dibuktikan kebenarannya. Arikunto (2006:71) berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan yang belum final, masih harus diuji kebenarannya atau jawaban sementara. Secara teknis hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan variable yang ada dalam penelitian ini, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
1.         Ada hubungan yang signifikan antara cara pedagang dalam berjualan dan minat konsumen untuk membeli.
2.         Tidak ada hubungan yang signifikan antara cara pedagang dalam berjualan dan minat konsumen untuk membeli.
Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini akan dijelaskan secara singkat mengenai dasar-dasar pembahasan penelitian, bab demi bab guna memberikan gambaran lebih rinci terhadap arah pembahasan. Maka itu penelitian ini dibagi menjadi lima bab yaitu:
Bab I                Pendahuluan
                        Di dalam bab ini akan dijelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan                                Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis, dan                        Sistematika Penulisan.  

Bab II               Tinjauan Pustaka
                        Dalam bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan                                Teori-Teori Strategi Pemasaran, Fungsi Pemasaran, Tujuan Pemasaran, Konsep                            Pemasaran, Faktor-Faktor Pemasaran, Langkah Penerapan Pemasaran, dan                                  Bauran Pemasaran.
Bab III              Metodologi Penelitian
                        Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Ruang Lingkup Penelitian, dan Metode                             Pengumpulan Data.
Bab IV              Pembahasan
                        Bab ini akan membahas tentang hasil dari penelitian.
Bab V               Kesimpulan
                        Bab ini membahas tentang kesimpulan dan daftar pustaka.

II. Tinjauan Pustaka

Landasan Teori
 Teori Tentang Pemasaran
            Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang dan jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. The American Marketing Association mengungkapkan definisi pemasaran yaitu pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pemasaran adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka.
Fungsi Pemasaran
            Terdapat tiga fungsi pemasaran yaitu:
1.      Fungsi pertukaran, dimana terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan.
2.      Fungsi fisis, yaitu meliputi: fungsi pengangkutan, fungsi penyimpanan, dan fungsi pemrosesan.
3.      Fungsi penyedia sarana, meliputi: informasi pasar, penanggungan resiko, standarisasi, dan pembiayaan.
                              1. Fungsi Pertukaran
Produk harus dijual dan dibeli setidaknya sekali dalam proses pemasaran. Fungsi Pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak kepemilikan dari satu pihak ke pihak lainnya dalam sistem pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini adalah pedagang, distributor dan agen yang memperoleh komisi karena mempertemukan pembeli dan penjual. Fungsi Pertukaran dalam Fungsi Pemasaran terdiri atas dua hal yaitu:
a. Fungsi Penjualan
Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan penawaran (pembeli dan penjual). Hal ini dapat dilakukan secara langsung maupun dengan perantara. Fungsi penjualan meliputi beberapa fungsi tambahan antara lain:
1.      Fungsi perencanaan dan pengembangan produk. Sebuah produk yang memuaskan konsumen merupakan tujuan mendasar dari semua usaha pemasaran. Perencanaan dan pengembangan produk dianggap sebagai fungsi produksi, tetapi hal itu juga penting untuk pemasaran.
2.      Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi tindakan-tindakan mencari dan membuat kontak dengan para pembeli.
3.      Fungsi menciptakan permintaan. Fungsi ini meliputi semua usaha yang dilakukan oleh para penjual untuk mendorong para pembeli membeli produk-produk mereka. Termasuk pada tindakan menjual secara individu, dengan undian atau mengadakan reklame.
4.      Fungsi melakukan negosiasi. Syarat serta kondisi penjualan harus dirundingkan oleh para pembeli dan penjual. Termasuk merundingkan kualitas, kuantitas, waktu, harga, pengiriman, cara pembayaran dan sebagainya.
5.      Fungsi melakukan kontak. Fungsi meliputi persetujuan akhir untuk melakukan penjualan dan transfer hak milik.
b. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka memperoleh produk dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli serta mengusahakan agar produk tersebut siap dipergunakan pada waktu dan tempat tertentu dengan harga yang layak.
Fungsi Pembelian, sebagai berikut :
·         Fungsi perencanaan. Pembeli harus mempelajari pasar mereka sendiri untuk mengetahui kualitas, jenis dan kuantitas produk yang mereka perlukan. Konsumen akhir juga harus dapat membuat keputusan mengenai produk yang mereka miliki.
·         Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi usaha-usaha mencari sumber produk yang mereka inginkan. Penting bagi seorang pembeli agar mencari para penjual yang dapat menawarkan produk atau jasa tertentu.
·         Fungsi assembling. Persediaan harus dikumpulkan untuk digunakan dalam proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau untuk dikonsumsi sendiri oleh para konsumen akhir.
·         Fungsi mengadakan perundingan. Dalam hal ini syarat serta kondisi pembelian harus dirundingkan terlebih dahulu dengan pihak penjual agar tidak ada perselisihan di kemudian hari.
·         Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu telah disepakati, selanjutnya dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan perpindahan hak milik terjadi.
                                                2. Fungsi Fisis
Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk ketika produk diangkut, diproses dan disimpan untuk memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu, fungsi fisis meliputi hal-hal berikut 
·         Pengangkutan. Pengangkutan merupakan gerakan perpindahan barang-barang dari asal mereka menuju ke tempat lain yang diinginkan (konsumen).
·         Penyimpanan atau penggudangan. Penyimpanan berarti menyimpan barang dari saat produksi mereka selesai dilakukan sampai dengan waktu mereka akan dikonsumsi.
·         Pemrosesan. Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah bahan mentah bagi industri sehingga pengolahan sangat diperlukan untuk memperoleh nilai tambah (value added).
                                                3. Fungsi Penyedia Sarana
Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan-kegiatan yang dapat membantu sistem pemasaran agar mampu beroperasi lebih lancar. Fungsi ini meliputi hal-hal berikut.
·         Informasi Pasar. Pembeli memerlukan informasi mengenai harga dan sumber-sumber penawaran. Infomasi pasar ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik itu media massa, pemerintahan, perusahaan swasta maupun lembaga pendidikan.
·         Penanggungan resiko. Pemilik produk menghadapi resiko sepanjang saluran pemasaran.
·         Standarisasi dan Grading. Standarisasi memudahkan produk untuk dijual dan dibeli, sedangkan grading adalah klasifikasi hasil pertanian kedalam beberapa golongan mutu yang berbeda-beda, masing-masing dengan label dan nama tertentu.
·         Pembiayaan. Pemasaran modern memerlukan modal (uang) dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin dan bahan-bahan mentah, serta untuk menggaji tenaga kerja. Proses pemasaran pun menghendaki pembrian kredit kepada pembeli.    
Tujuan Pemasaran
            Secara umum, pemasaran memiliki tujuan yaitu:
  1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan penjual dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
  2. Penjual dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
  3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Konsep Pemasaran
      Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat di dalamnya yang disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran dibuat dengan tiga factor dasar yaitu:
1.      Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/pasar.
2.      Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
3.      Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.
Menurut Swastha dan Irawan, (2005:10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Hal-Hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menerapkan Strategi Pemasaran
      Menerapkan strategi Pemasaran diawali dengan menganalisa secara keseluruhan dari situasi perusahaan pemasar harus melakukan analisis SWOT dimana ia memiliki kekuatan (strengths[S]), kelemahan (weakness[W]), peluang (opportunities[O]), dan ancaman (threats[T]), perusahaan secara keseluruhan.
·         Kekuatan (Strengths) meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan factor situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai tujuannya.
·         Kelemahan (Weakness) meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif yang dapat menghalangi performa perusahaan.
·         Peluang (Opportunities) adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.   
·         Ancaman (Threats) adalah faktor pada linkungan eksternal yang tidak menguntungkan yang menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan.
Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pemasaran
Penerapan Strategi Pemasaran melalui langkah-langkah berikut:
·         Segmentasi Pasar (Market Segmentation), adalah tindakan membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran terpisah.
·           Penetapan Target Pasar (Market Targeting), yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dilayani, penetapan sasaran pasar terdiri dari merancang strategi untuk membangun hubungan yang benar dengan pelanggan yang tepat atau sebuah perusahaan besar mungkin memutuskan untuk menawarkan ragam produk yang lengkap dalam melayani seluruh segmen pasar nya, sebagian besar perusahaan memasuki pasar baru dengan melayani segmen tunggal, dan jika hal ini terbukti berhasil, mereka menambahkan segmen.
·         Diferensiasi dan Posisi Pasar (Differentiation and Market Position), perusahaan harus memutuskan bagaimana mendifferensiasikan penawaran pasarnya untuk setiap segmen sasaran dan posisi apa yang ingin ditempatinya dalam segmen tersebut, posisi produk adalah tempat yang diduduki produk relatif terhadap pesaingnya dalam pikiran konsumen, pemasar ingin mengembangkan posisi pasar unik bagi produk mereka. Jika sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainnya di pasar, konsumen tidak mempunyai alasan untuk membelinya.
Mengembangkan Strategi Pemasaran dan Bauran Pemasaran Terintegrasi
Setelah strategi pemasaran ditetapkan maka perusahaan diharapkan untuk menerapkan dan merencanakan rincian bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan alat pemasaran taktis terkendali-produk, harga, tempat dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran.
Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya yang terdiri dari “lima P” yaitu:
·         Produk (Product), Menurut Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo (1998 : 194): adalah suatu sifat yang komplek bak dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran meliputi: ragam, kualitas, desain, fitur, nama merk, dan kemasan.
·         Harga (Price), adalah variabel penuh resiko untuk dijadikan dasar dalam mengembangkan program pemasaran tetapi beberapa pengecer bekerja baik dan harga sebagai salah satu daya tarik mereka (Engel, Blacwell dan Miniard, 1995 : 259). Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo (1998 : 211) harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk meliputi: daftar harga, potongan harga, periode pembayaran dan persyaratan kredit.
·         Tempat (Place), kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran meliputi: lokasi, saluran distribusi, persediaan, transportasi, dan logistik. Lokasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan (Lupoyadi, 2001). Konsumen yang berbelanja akan mempertimbangkan dan memilih lokasi yang akan dikunjungi. Lokasi yang strategis dan tepat akan lebih menguntungkan karena sebagian konsumen akan lebih menyukai tempat yang mudah dijangkau dengan mudah seperti dekat dengan tempat tinggal konsumen dan secara tidak langsung akan mempengaruhi minat konsumen untuk berbelanja.
·         Promosi (Promotion), berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya meliputi: iklan dan promosi penjualan. Promosi adalah salah satu kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan mempengaruhi kosumen baik secara langsung maupun tidak langsung (Alex S. Niti Semito, 1993:126).   
·         Doa (Pray) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu.

  III. Metode Penelitian

Jenis Penelitian
            Penelitian ini menggunakan metode survey dan observasi. Subjek dalam penelitian ini adalah para pedagang di Pasar Krempyeng Siwalankerto. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dimana kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yg berhubungan dengan pemasaran, teknik pedagang dalam mempengaruhi konsumen, langkah-langkah para pedagang dalam mempertahankan eksistensinya, dan cara pedagang dalam berpromosi berdasarkan asal-usul. Kuesioner yang digunakan berisi tentang identitas pedagang terdiri dari usia, jenis kelamin, jenis dagangan, status pedagang. Mengenai nama memang sengaja tidak perlu dicantumkan (anonymous) demi menjaga kerahasiaan responden.   
Lokasi Peneltian
Penelitian akan dilakukan di Pasar Krempyeng Siwalankerto yang beralamat di jalan Siwalankerto Selatan.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama dua bulan yakni mulai bulan November – desember 2015. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif memberikan keuntungan dalam hal kecepatan  pengumpulan data.
Populasi dan Sampel
            Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek atau objek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti. Populasi menggambarkan berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan pengambilan sampel. Berdasarkan pemahaman tersebut maka diputuskan bahwa penentuan populasi dalam penlitian ini adalah para pedagang di Pasar Krempyeng Siwalankerto.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.
Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
            Variabel X = pedagang pasar tetap
            Variabel Y = pedagang pasar musiman
Pengumpulan Data
            Untuk mengetahui cara-cara pedagang dalam menarik minat konsumen di Pasar Krempyeng Siwalankerto maka pengumpulan data dilakukan menggunakan angket kuesioner dimana yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner teknik pemasaran. Angket kuesioner yang digunakan adalah angket tertutup dimana responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan untuk memperingkas waktu penelitian.
Instrumen Penelitian
            Instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket kuesioner,dan alat tulis. Lembar angket kuesioner adalah lembar angket kepada subjek atau responden dan alat tulis untuk mengisi lembar tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan pembuatan kuesioner ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan tentang cara pemasaran pedagang.   

 IV. Pembahasan

Data Responden Berdasarkan Status Pedagang
Dari 20 pedagang Pasar Krempyeng Siwalankerto 14 orang merupakan pedagang tetap dan sisanya 6 orang adalah pedagang musiman seperti pada diagram berikut ini.


Data Responden Berdasarkan Usia
Usia (tahun)
Jumlah
Presentase %
20-29 tahun
3
15
30-39 tahun
5
25
40-49 tahun
10
50
>50 tahun
2
10
Total
20
100%

Dari data diatas dapat diketahui bahwa responden paling banyak berada di usia 40-49 tahun.
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase
Pria
12
60
Wanita
8
40
Total
20
100%

Data Responden Berdasarkan Suku Bangsa
Suku Bangsa
Jumlah
Persentase
Jawa
17
85
Madura
2
10
Sunda
1
5
Total
20
100%

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pedagang berasal dari Jawa (17 orang), selanjutnya adalah Madura (2 orang) kemudian yang paling sedikit adalah Sunda (1 orang).
Hasil dari penyebaran kuesioner
Setelah peneliti menyebarkan lembar kuesioner kepada para pedagang pasar, peneliti menemukan hasil sebagai berikut.
1. Di dalam pasar kegiatan apa yang sering anda lakukan ?
        Menawarkan barang (6) (30%)               Melayani pembeli (14) (70%)
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden yang menjawab menawarkan barang adalah pedagang yang menjual kebutuhan sekunder seperti baju, aksesoris, sandal, alat rumah tangga, dan sebagainya. Sementara yang menjawab melayani pembeli adalah pedagang yang menjual kebutuhan primer seperti sayuran, ikan, dan makanan jadi.
2. Apakah sikap ramah kepada pelanggan penting untuk menarik minat pembeli ?
            Ya (20) (100%)             Tidak                           Bisa jadi
Keramahan dalam berdagang sangat penting bagi pedagang untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin. Oleh karena itu seluruh responden menjawab ya.
3. Bagaimana reaksi anda ketika ada pelanggan yang tiba-tiba memutuskan untuk tidak jadi beli padahal sebelumnya dia sudah menawar barang tersebut ?
            Marah                         Sedih                        Tenang/Biasa saja (20) (100%)
Walaupun data diatas menyatakan seluruh responden menjawab tenang/biasa. Akan tetapi waktu peneliti melakukan observasi, peneliti menemukan ada beberapa responden yang merasa agak sedikit kecewa/marah terhadap pembeli yang melakukan hal tersebut.
4. Ketika menawarkan barang ke konsumen apakah anda menjelaskan kelebihan dan kekurangan barang tersebut ?
                (11) Ya, saya menjelaskan kelebihan dan kekurangan produk tersebut. (55%)
                (3)    Saya cuma menjelaskan kelebihan produk saya. (15%)
                 (6)   Tidak, saya tidak menjelaskan apapun. (30%)
Hasil data dari pertanyaan nomor 4 tergantung menurut jenis dagangan responden. Mereka yang menjawab pilihan terakhir adalah mereka yang berdagang kebutuhan pokok seperti sayuran, ikan dan makanan jadi karena antara penjual dan pembeli sudah tahu kondisi barang tersebut. Sementara yang menjawab pilihan pertama dan kedua adalah mereka yang berdagang kebutuhan non pokok seperti pakaian, alat rumah tangga, dan sebagainya dikarenakan pembeli kurang paham dengan barang yang akan dibelinya.
5. Ketika ada pelanggan yang kebetulan membeli produk cacat tetapi dia tidak tahu akan tetapi anda tahu hal tersebut. Apa yang anda lakukan ?
            (18)      Memberitahukan hal tersebut kepada pelanggan. (90%)
            (2)        Tidak memberitahukan hal tersebut. (10%)
Sebanyak 18 orang berlaku jujur dengan menjawab pilihan pertama dan sisanya 2 orang memilih pilihan kedua sewaktu peneliti menanyakan hal tersebut kepada responden. Mereka menjawab dengan alasan keuntungan.
6. Menurut anda adakah hubungan antara spiritualitas dengan perdagangan ?
    (10)  Ya (50%)                            (9)  Tidak (45%)                          (1)  Tidak tahu (5%)
Berdasarkan data tersebut sebanyak 10 dari 20 orang mengatakan ya pada pertanyaan nomor 6 dan 9 orang menjawab tidak sementara 1 orang menjawab tidak tahu.
7. Jika usaha anda sedang sepi/lesu, apa yang akan anda lakukan (berhubungan dengan keyakinan) ?
     (1)  Pergi ke dukun/paranormal (5%)                   Melakukan ritual
    (19) Berdoa kepada Tuhan (95%)                          Pasrah kepada nasib/ tidak melakukan apapun
Dari 20 responden, 19 orang menjawab berdoa kepada Tuhan menurut kepercayaan masing-masing sedangkan 1 orang menjawab pergi ke dukun. Sebenarnya hal ini sulit dibuktikan secara ilmiah karena berhubungan dengan hal gaib dan tidak kasat mata. Oleh karena itu peneliti hanya bisa berpegang pada data responden.  
8. Apakah anda percaya jika benda-benda seperti jimat penglaris, tatanan fengshui, rapalan doa, dan ritual tertentu bisa mendatangkan rejeki/hoki dalam perdagangan ?
     (5) Ya (25%)                                       (14)  Tidak (70%)                                   (1)  Tidak tahu (5%)
Sebanyak 14 responden menjawab tidak untuk pertanyaan nomor 8 sementara itu 5 orang menjawab ya dan 1 orang menjawab tidak tahu.
9. Apakah cara tersebut berhasil ?
       (9)        Ya (45%)                                                        (4) Tidak (20%)
Ini adalah lanjutan dari pertanyaan nomor 7 yang menanyakan tentang keberhasilan cara nomor 7. Sebanyak 9 responden menjawab ya dan 4 responden menjawab tidak sedangkan sisanya 7 orang memilih tidak menjawab.
10. Apakah anda akan tetap menggunakan cara-cara tersebut untuk bertahan di masa sulit seperti sekarang dan untuk di masa depan ?
     (16)  Ya (80%)                  (4)  Tidak (20%)                                         Tidak tahu
Sebanyak 16 responden menjawab ya dan 4 lainnya menjawab tidak di pertanyaan terakhir. Pertanyaan terakhir adalah pertanyaan tentang cara pedagang untuk bertahan di situasi sulit seperti sekarang dan untuk di masa yang akan datang.

V. kesimpulan

            Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan serta pada pembahasan bab IV mengenai Cara-Cara Pedagang Pasar Dalam Menarik Minat Konsumen di Pasar Krempyeng Siwalankerto, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
Kesimpulan mengenai apa yang dilakukan pedagang dalam menarik minat konsumen
 Setelah peneliti mendapatkan data dari hasil pembagian kuesioner dan melakukan observasi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sikap ramah, sabar, dan berlaku jujur terhadap pelanggan sangat penting untuk dapat menarik minat mereka dan tak lupa berdoa kepada Tuhan sebagai usaha terakhir dari kerja keras para pedagang di Pasar Krempyeng Siwalankerto. Dan juga sebagai pembuktian dari hipotesis pertama yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara cara pedagang dalam berjualan dan minat konsumen untuk membeli.
Kesimpulan mengenai cara pedagang menarik minat konsumen berdasarkan asal-usul
Setelah peneliti melakukan survey dan observasi pada pedagang Pasar Krempyeng Siwalankerto, peneliti menyimpulkan bahwa pedagang yang berasal dari Jawa terlihat lebih pendiam dibandingkan dengan mereka yang berasal dari Madura maupun Sunda. Dan pedagang dari Sunda adalah pedagang yang paling aktif diantara lainnya. Akan tetapi, pedagang dari Jawa mempunyai pelanggan lebih banyak dari pedagang Madura ataupun Sunda.

Saran
Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan analisis pada para pedagang Pasar Krempyeng Siwalankerto, maka peneliti memberikan saran yang bisa digunakan sebagai masukan untuk mengatasi kekurangan yang ada yaitu:
1. Bagi para pedagang Pasar Krempyeng Siwalankerto bahwa pengisian kuesioner ini hendaklah diisi dengan kejujuran. Karena penelitian ini bertujuan untuk kepentingan tugas akhir mata kuliah metodologi penelitian dan bukan untuk mengganggu dan mengorek rahasia pedagang dan juga sebagai masukan untuk pedagang dalam meningkatkan kinerja mereka.
2. Bagi para pembaca khususnya mahasiswa yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama, jika akan menggunakan penelitian ini sebagai referensi, maka hendaknya penelitian ini perlu dikaji kembali karena tidak tertutup kemungkinan masih ada kekurangan maupun keterbatasan.

Daftar Pustaka
Blaxter, Loraine, Christina Hughes, and Malcolm Tight. 2006. How to Research Third Edition. Open University Press, New York.
  Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid II. Erlangga, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Perilaku Konsumen. Jakarta. Salemba Empat.
Stanton, W.J. 1994. Prinsip Pemasaran I. Erlangga, Jakarta.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Salemba Empat.
Basu, Swastha dan Irawan. 2005. Asas-asas Marketing. Liberty, Jogjakarta.
Tjiptono, Fandi. 2005. Strategi Pemasaran. Andi Offset, Edisi Kedua, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
Simamora, Henry. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE, Yogyakarta.
Nitisemito, Alex. S. 1992. Manajemen dan Sumber Daya Manusia. BPFE UGM, Yogyakarta.
Basu, Swastha dan Ibnu Sukotjo. 1993. Pengantar Bisnis Modern. Liberty, Yogyakarta.
Engel, Blackwell dan Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Binarupa Aksara, Jakarta.
Firdaus, Muhammad. 2009. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara, Jakarta.

Internet