Baru-
baru ini, pengguna telepon seluler cerdas (smartphone) disibukkan dengan adanya
sebuah game baru yang bernama Pokemon Go yang menjadi wabah dan mengakibatkan
penggunanya di seluruh dunia kecanduan tak terkecuali di Indonesia. Kehadiran game
Pokemon Go ramai diperbincangkan di seluruh dunia dikarenakan perkembangannya
dari sebuah aplikasi game menjadi fenomena sosial. Pokemon dan game-game
Pokemon sendiri sebenarnya sudah dikenal masyarakat sejak dulu, yang membedakan
Pokemon go dari game Pokemon lain adalah pemain bisa menciptakan avatar lalu
mencari, menangkap, dan melatih monster yang bertebaran di dunia maya melalui
spot-spot yang ada di dunia nyata dan bertanding dengan sesama pokemon trainer
lain persis seperti cerita yang ada di film pokemon. Selain itu yang berbeda
dari Pokemon Go adalah game ini menggunakan layanan lokasi seperti google maps
dan kamera ponsel sehingga pemain seakan akan bisa menangkap pokemon yang
muncul di dunia nyata. Ketika gamer berjalan, avatarnya di dalam game juga ikut
berjalan. Disamping itu, untuk menangkap pokemon diperlukan semacam bola yang
bernama pokeballs. Pokeballs ini bisa didapatkan dengan check in di pokestops
atau membelinya menggunakan koin, yang biasanya ada di lokasi seperti taman,
tempat ibadah, air mancur bahkan ada yang menemukannya di dalam rumah. Akan tetapi,
selalu ada dampak positif maupun negatif di dalam suatu fenomena masyarakat
seperti Pokemon Go terlepas dari peranannya sebagai sebuah aplikasi game yang
akan dijelaskan berikut ini.
Game
Pokemon Go memiliki beberapa manfaat yang berbeda dari game lain salah satunya
adalah membuat gamer menjadi lebih aktif bergerak untuk mencari pokemon
dibandingkan dengan game pada umumnya yang mengharuskan gamernya duduk diam di
suatu tempat ataupun kalau bergerak terbatas pada suatu bagian tubuh tertentu
seperti tangan. Selain itu, manfaat lain dari Pokemon Go adalah membuat gamer
tergerak untuk mencari pokemon langka yang biasanya berada spot-spot
tersembunyi yang jarang diketahui orang. Melalui hal tersebut, gamer bisa
mengeksplorasi keindahan daerah yang sebelumnya tidak ia ketahui karena pada
dasarnya seorang gamer adalah tipe orang yang malas gerak (mager). Di sisi lain
Pokemon Go juga bermanfaat bagi perusahaan penyedia layanan navigasi seperti
Google Map. Google Map sangat terbantu dengan adanya game ini karena dapat
membantu kerja mereka dalam memetakan dan mengetahui lokasi yang dieksplor para
pencari pokemon, mungkin itulah salah
satu alasan kenapa google bekerja sama dengan Niantec dalam mengembangkan game
ini.
Selain
memiliki manfaat, Pokemon Go juga memiliki dampak negatif untuk para
penggunanya seperti keasyikan mencari dan menangkap monster sampai lupa dengan
keadaan sekitarnya seperti yang dilansir dari News.com.au, sebuah video
pengawas menampilkan seorang wanita yang
terjebak di kuburan yang gerbangnya ditutup karena ia sibuk bermain Pokemon Go.
Wanita ini mengakui bahwa ia ke kuburan tersebut untuk menangkap beberapa
Pokemon dan gerbangnya terbuka. Namun saat ia ingin keluar, gerbang kuburan
tersebut sudah ditutup dan wanita tersebut hanya bisa menangis. Sebuah petunjuk
yang mengatakan agar tombol 'Exit' ditekan jika gerbang kuburan tertutup sempat
memberi harapan, sayangnya tombol tersebut rusak dan tidak berfungsi. Pada
akhirnya wanita tersebut menelpon 911 untuk meminta bantuan. Adapula kecelakaan
yang terjadi di New York karena sang pengemudi bermain Pokemon Go sambil
menyetir. Polisi lokal memberikan pernyataan bahwa mobil yang menabrak pohon
menjadi tidak berbentuk, namun untungnya pria yang menyetir mobil tersebut
hanya luka ringan. Pengemudi mobil mengakui bahwa bermain Pokemon Go membuatnya
tidak fokus sehingga keluar jalur mobil dan menabrak pohon. Selain itu Pokemon
Go juga bisa dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan
spionase mengingat game ini juga mampu untuk memetakan lokasi disamping ancaman
dari hacker dan juga malware.
Terlepas
dari peranannya sebagai aplikasi game, Pokemon Go berkembang sebagai fenomena
sosial masyarakat. Pokemon Go tidak bisa dinilai positif juga tidak pula dinilai
negatif seperti yang diungkapkan oleh beberapa pihak dan media mengingat tujuan
dari penemu dan pengembang game ini hanya untuk suatu terobosan dalam bidang
teknologi dan entertaintment. Masyarakat hanya bisa memilah dan meminimalisir
hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak terlalu larut dalam menyikapi hal ini.
Sumber: News.com.au